Senin, 15 Juli 2019

Hair Care Natur = Bau Jamu??? Seminggu Berpengaruh Pada Rambut???

Hai manteman, beberapa waktu lalu aku diundang oleh Natur untuk menghadiri sebuah acara, yaitu Hair Beauty Dating & Sharing Session. Acara ini sangat seru dan bermanfaat, kami diberi ilmu tentang blog sekaligus juga hair care dan hair treatment yg baik dan benar untuk rambut.
Di acara ini Natur dengan baik hati memberikan beberapa produk hair care-nya. Langsung saja yuk kita bahas.
Produk Hair Care dari Natur; Shampoo Gingseng, Hair Tonic Gingseng, dan Hair Mask Aloe Vera
 Seperti yang kita tahu, produk Hair Care Natur ini sudah ada sejak lama. Dulu saya pernah memakai rangkaian ini, namun karena tidak tahan dengan "bau" khas jamunya saya berhenti. Awal event ini juju saya sempat skeptis tentang produk ini karena masih kapok. Namun pembicara, yaitu mba XXXXX mengatakan bahwa produk ini udah ngga se-jamu dulu. Wow, langsung detik itu juga saya buka tutup botol shampoo dan mencium wanginya, pun menyemprot hair tonicnya langsung ke tangan saya. Tebak, bagaimana wanginya? Apakah tetap bau jamu? TERNYATA WANGIIIIII.

Bagi saya wangi dari kedua prouk ini sangatlah lembut dan membuat rileks. Hingga saat ini pun saya ketagihan dan senang saat keramas dan juga menggunakan hair tonic setelahnya. Untuk klaim mengurangi rambut rontoknya saya setuju, kebetulan rambut saya sedang rontok parah, namun setelah kurang lebih seminggu memakai kedua produk ini, rontok berkurang bahkan saat keramas. Varian shampoo Natur ada berbagai macam, seperti moringa, olive oil, dan lainnya. Pun jangan lupa produk Natur ga cuma dua ini aja, masih ada conditioner, hair mist, hair nutrition dan hair mask, cobain yg lain untuk hasil rambut yg cantik maksimal.

Natur Hair Tonic Gingseng dan Shampoo Gingseng

 Nah lalu saya mencoba hair masknya, saya mendapat varian Aloe Vera. Seperti yang kita tau khasiat dan manfaat dari Aloe Vera sangat banyak dan baik untuk kulit dan rambut. Pada hair mask ini terdapat klaim "menutrisi dan menjaga kesuburan rambut".
Natur Hair Mask Aloe Vera
Pada pemakaian pertama, terasa rambut menjadi lebih lembut dan mudah teratur. Rambut saya yg ujungnya sudah kasar "kuncus" jadi lembut. Klaim yang diberikan oleh Natur terasa pada pemakaian letiva, rambut saya menjadi lebih berkilau, lembut, dan gampang diatur.
Komposisi Natur Hair Mask Aloe Vera
 Hal tersebut dapat dilihat pada foto ini, saya hanya foto di ruana tertutup yang minim cahaya (redup) namun rambut saya tetap berkilau. Difoto ini rambut saya hanya dijepit menggunakan jepit jeday, namun ikal-nya bisa bertahan lama, kurang lebih ini sudah 2 hari setelah pemakaian ketiga hair mask Natur Aloe Vera.
Pemakaian Natur Hair Mask Aloe Vera. Rambut sehat berkilau walau hanya terkena lampu
Apakah saya akan membeli dan memakai produce Natur lagi? Jelas iya, komposisi dan formulanya sudah berbeda dari Natur yang dulu, lebih wangi dan lebih terasa manfaatnya walau hanya dalam pemakaian seminggu. Terimakasih Natur.

Senin, 12 Maret 2018

Jalan Jalan ke Negeri Jiran, Malaysia


Hao, rasanya lama sekali aku tidak mengusak-asik blog usang ini. Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku ke Malaysia bulan Januari lalu (oke maaf ini repost,hehe), negara yg sudah lama aku kesal karena ya kalian tau lah bagaimana citra negara tetangga itu di negara kita sendiri?
Jujur saat packing aku berpikiran macam-macam dan bingung harus membawa dan berpakaian seperti apa, karena dari pengalaman temanku yang pernah ke sana, orang Indonesia kurang dihargai keberadaannya terlebih jika penampilannya tidak meyakinkan. Duh. Akhirnya ya sudahlahya senyamannya aku saja, toh juga rombongan, ehe.
Hmmmaku akan becerita tentang pengalaman yg paling berkesan dan bagaimana short trip yet an education based holiday it was, hahaha.
Pengalaman aneh tapi bikin kesal adalah saat tiba di Kuala Lumpur Airport, kami menuju ke bagian imigrasi. Antriannya cukup panjang, di depan ku terdapat dua bilik, kiriku ibu-ibu kananku bapak-bapak, feelingku mengatakan bahwa aku harus memilih si bapak itu, eh tidak berjodoh, ternyata yg kosong duluan si ibu tersebut. Baiklah. Karena aku membawa ransel, koper, botol air minum, dan kamera lalu aku terburu-buru meletakkan seadanya dan langsung memberikan passporku di meja. Si ibu mengambilnya, melihat halaman pertama passporku, kemudian meletakkannya lagi sambil berkata­
“buka ini kuning-kuning, saya tak perlu la, paspornya saja!” dengan nada judes dan muka jutek. Hmmm…jadi setelah menyadari aku orang Indo terus begitu ya hmmmmmm.
*buru-buru buka pelindung passpor*
kemudian si ibu tetep dengan juteknya ngambil passport sambil tanya-tanya
“berapa lama di Malay?”
“3 hari”
“ada acara apa ke Malaysia”
“workshop”
“di mana?”
“universitas tun abdul razak, ya yg ada razaknya itu” boom, ini aku pake ragu segala sih jadi ribet
“sudah beli tiket balek?”
“sudah”
“mana tiketnya?” wah ini sial, aku sama sekali tidak download e-tiket ataupun print hardcopy tiket, untungnya aku ingat temanku Rafif sudah print tiket
“di teman”
“mana temannya?”
“di sana” *nunjuk Rafif*
“ambik tiketnya” huad0ohhh, seketika balik badan ke barisan dan diliat orang-orang, jadilah aku ke Rafif dan minta tiket printoutnya dan seketika mereka bingung dan bertanya-tanya kenapa, ya karna aku sudah malah dijuteki lebih lanjut aku bilang akan menceritakannya nanti saja. Nah jadi tiketnya itu kolektif, 1 tiket 6 orang, ada 2 lembar hardcopy, lembar pertama tujuan PP, lembar kedua daftar nama. Lalu sesampainya di bilik itu lagi, ada bule perempuan dari US (kalau aku tdk salah) dengan sampul passport berwarna merah. Ya, kumenunggu seperti termos berdiri di sampingnya. Setelah selesai aku memberikan tiket tersebut, lembar pertama kupegang tangan kanan, kedua dengan tangan kiri sambal kuturunkan ke bawah bilik agar dengan mudah ibu melihatnya. Wet, langsung disabet dong lembar pertama, lalu ia baca lama, padahal cuma tulisan rute PP kan dikit yak wkwk, karna aku dapat membaca keanehan yg dipikirkannya (namaku tidak ada di tiket tersebut), kusodor-sodorkan lembar kedua, yap disabet lagi. Oke baik. Barulah aku melewati proses, foto, sidik jari dsb, eh ditengah-tengah ada petugas lain ngajak ngorbol si ibu, ya aku samar-samar mengerti karena mereka ngobrol dengan cepat dan Bahasa melayu yg tidak kumengerti. Baik, aku menunggu lagi seperti orang cengo, karna yg aku mengerti hanya dari selembar kertas yg dibawa petugas tersebut berisikan data orang Indonesia yg sepertinya bermasalah entah karena apa. Lalu setelah beberapa menit, lanjutlah prosedurnya. Karena kalua dikalkulasi aku sudah terlalu lama “berkencan” dengan ibu tersebut sampai temanku, Rizqi datang menghampiriku “kenapa e kok lama?” ingin rasanya aku jawab, “IBUNYA RESE YA TUHANKU AKU HALUS-HALUS DIA DARI TADI JUTEK” tapi yg keluar hanya “gapapa, nanti aja kuceritain” sambil tersenyum dengan pelan dan volume suara kecil berbisik. Kemudian ia duluan keluar menuju titik kumpul rombongan. Beberapa menit kemudian selesai, aku menuju titik kumpul rombongan mereka langsung menyambutku dengan berbagai pertanyaan,  banyak yg heran, ada yg tertawa.
Cukup “indah” bukan pengalaman pembukaku di Malaysia?

Oiya, aku berangkat bersama teman-teman Scholarion Malaysia 2018. Kami terpilih menjadi delegasi ke Malaysia dari seleksi yang telah kami lalui di Scholarion Gen Malaysia diselenggarakan oleh Tim Scholarion. Scholarion atau Scholarship Indonesia Foundation merupakan anak perusahaan Inspira Indonesia yang bergerak dan berkonsentrasi di dunia pendidikan.
Tidak mudah loh melalui seleksi yg diselenggarakan oleh Scholarion. Jujur aku sempat putus asa melaluinya haha. Terdapat 2 tahap yaitu seleksi essay dan seleksi kreativitas, semua dalam Bahasa Inggris. Saingannya pun dari mahasiswa seluruh Indonesia dengan pendaftar yg banyaaaak. Sungguhpun aku merasa beruntung terpilih menjadi salah satu final scholar dari 22 temanku lainnya. Terimakasih Scholarion telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada kami untuk “jalan-jalan” ke Negeri Jiran.
Pada pengalaman kali ini membukakan mataku tentang sisi positif yang dapat kita ambil dari Malaysia.
Pertama, mereka sudah menata rapi seluruh kotanya, termasuk rumah susun yang tetap terlihat seperti apartement dan tidak kumuh, sehingga tetap mendukung estetika arsitektur lingkungan sekitar.
Kedua, mereka mengoptimalkan potensi yang mereka miliki, seperti pertanian kelapa sawit, sungguh sebelum pesawat landing aku terkesima dengan hamparan kebun kelapa sawit yang sungguh luas dan terlihat terawat. Maksudku, ada beberapa kebun yang nampak masih muda umur tanamnya namun tidak terlihat kerusakan alam sekitar. Karena seperti yang kamu tahu di Indonesia untuk peremajaan tanaman mereka menggunduli kebun yang tua dengan cara dibakar dan menyebabkan polusi udara sampai ke negara-negara tetangga.
Ketiga, negara memisahkan ibu kota dan kota pemerintahan yang sangat dapat menjadi contoh untuk Indonesia. Aku benar-benar melihat bagaimana dampaknya, jalanan kota pemerintahan sangat efektif, efisien, dan konstruktif untuk orang-orang bekerja. Tidak ada macet, fasilitas makan maupun ibadah terjamin juga.

Ketiga, potensi budaya yang ada benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan kunjungan turis baik local maupun mancanegara. Seperti yang terlihat pada Bati Cave, peninggalan Hindu yang masih terawat hingga saat ini dan tetap terjaga kelestariannya, bahkan terlihat ada beberapa bagian yang direnovasi.
hmmm apalagi ya, sebentar kulihat catatanku dulu, segini dulu yaaa, kisah bebrapa hari di sana akan kuceritakan di post selanjutnyaaa.