Senin, 04 Agustus 2014

Hangat

Malam ini spesial. Spesial karna obrolan antara anak dan ayah. Topik yg bermula karena serial TV, tentang agama, sampai suasana tempat kerja. Obrolan kami sehangat segelas teh yg menemani. Sederhana namun membahagiakan, karna hanya dapat dirasakan beberapa bulan sekali. Akhirnya rindu ini terobati :)

Kamis, 03 Juli 2014

Naik Gunung

Di ketinggian tertentu saat turun aku berkata "Akhirnya naik gunung juga" teman yg saat itu ada disampingku tersenyum dan mengacungkan jempol. Ya,kami sama-sama tidak mengikuti ekskul pecinta alam (disekolahku bernama Vachera). Kami sama-sama baru naik gunung untuk pertama kalinya saat itu.
Sebenarnya pada pendakian sebelumnya aku ingin ikut,sungguh. Tapi sampai aku menangis sesenggukan ijin tidak keluar juga dari nyonya besar. Beruntung kali ini boleh,walaupun pada awalnya tidak.
Semoga pada pendakian selanjutnya aku bisa ikut lagi. Ya aku ketagihan! Di puncak semua terasa lebih indah. Kalau kamu belum pernah,cobalah! Tidak rugi naik gunung. Capekmu terbayarkan dengan keindahan ciptaan Tuhan. Alam tidak berkhianat, teman.
Aku masih ingat gelapnya malam memperindah pemandangan alam,lampu-lampu jalanan terlihat indah dari atas. Masih ingat aku hampir pesimis sampai puncak dan kelelahan ditengah jalan bersama satu teman. Masih ingat betapa bahagianya melihan tenda dome ada didepan mata. Masih ingat saat aku melihat Milky Way dengan jelas. Masih ingat saat melihat bintang bertaburan dengan indahnya seperti ketombe di angkasa sampai aku ketiduran diluar tenda karenanya. Masih ingat semilir hembusan angin dini hari. Masih ingat bahagianya memasak bersama dengan lauk berlimpah. Masih ingat canda tawa kami di puncak. Masih ingat eloknya pemandangan mentari pagi yg berkolaborasi dengan awan. Masih ingat. Semua terasa lebih dekat dan indah saat itu. Tuhan,alam,dan kita.
Aku bahagia dan bersyukur diberi kesempatan itu. Kamu harus naik gunung walaupun sekali dalam seumur hidupmu!

Oiya kalau mau lihat foto,aku mengunggah beberapa di akun Instagramku;madheayu.

Senin, 16 Juni 2014

Officially Missing You,Dad

Kemarin Hari Ayah sedunia.
Sejak 2-3 hari yg lalu aku menunggu telfon dari Papa. Tapi sampai hari ini belum ada juga. Bukan karna kami pelit pulsa,bukan. Tapi karna sulitnya jangkauan sinyal yg mengganggu. Membuat kami pilu memikirkan kabar dan keadaan beliau. Pernah saat tersambung, beliau sudah sakit selama seminggu, hatiku juga ikut sakit, Pa.
Pa,aku rindu.
Walau mungkin ditelfon aku hanya diam dan berkata seadanya,disisi lain aku berimajinasi membayangkan Papa. Kerut diwajah Papa yg begitu jelas, gurat keras ditangan Papa, kulit Papa yg legam, rambut ikal Papa, kumis keren Papa, juga perut buncit Papa yg menawan, haha.
Pa,hati-hati disana kami disini menanti dan merindumu.

Sabtu, 14 Juni 2014

Memang Bukan

Kamu sudah membuka gerbang, sudah masuk pekarangannya, sudah menyirami tanamannya yg tandus, sudah mulai membuat perbaikan. Ia sudah menunggumu di depan pintu. Kamu tinggal berjalan beberapa langkah lagi untuk sampai dan menjemputnya. Tapi kemudian kamu berbalik arah, pergi, menjauh, kemudian mengetuk pintu sebelah.
Dia masih di depan pintu. Melihatmu dengannya. Melihatmu menjemputnya, dan ia pun memperbolehkanmu masuk. Kamu memang punya perasaan. Tapi apa kamu tidak berperasaan dengannya?
Bisakah kamu pergi dengan permisi? Agar ia dapat kembali menutup gerbang dan masuk kedalam menutup pintu, lagi. Agar batinnya bersiap melihat tanamannya tandus, lagi. Agar ia kembali menjalani hari-harinya dengan bahagia dan sendiri, lagi.

Selasa, 10 Juni 2014

Senja

Aku suka senja.
Ia tenang namun terus berganti menjadi petang. Aku suka perpaduan semburat cahaya dan awannya. Aku suka semilir anginnya. Aku suka memandanginya.
Ia diam dan aku yang bercerita.
Berkata dalam hati,berseru dalam batin,bergelut dalam imajinasi. Ia hanya diam namum bisa membuatku tenang dengan segala tentangnya yang aku suka.
Ketika petang mulai datang,aku hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan. Aku hanya bisa menunggunya datang,lagi. Mengagumi dan bercerita,lagi.

Senin, 26 Mei 2014

Bukan

Memulai dengan tidak jelas dan berakhir dengan ketidakjelasan pula.
Sebenarnya tidak ada yg memulai tapi juga tidak ada yg mengakhiri.
Tidak berlanjut namun tetap saja berjalan.
Tidak mengutarakan namun tetap saja berbicara.
Berbeda tapi hampir sependapat.
Bukan kamu, bukan aku, juga bukan kita.

Selasa, 25 Februari 2014

Selamat Berjuang,Kamu

Sedih ketika melihat orang berjuang untuk mendapatkan hati seseorang namun perjuangan itu sama saja menyakitkan hatinya karna orang yg diperjuangkan hanya memberi arti bukan hati karna ia memilih yg lain, bukan dia yg mati-matian berjuang dan rela tersakiti untuknya.
Bagi orang lain mungkin hal ini sungguh bodoh,aneh,tidak berguna,sia-sia. Sebenarnya memang benar jika kita melihatnya dengan logika tanpa perasaan.
Tapi bagamana jika kamu ada diposisinya?
Diposisi yg tidak ingin kehilangan dan selalu ingin dekat dengannya.
Diposisi yg selalu ingin bersamanya walaupun ia memikirkan orang lain
Diposisi yg berharap ingin dianggap di hati bukan hanya diberi harapan
Diposisi yg sulit sekali dijelaskan jika kamu memang tak mau mendengarkan dan menganggapnya salah
Salah bagimu, bukan untuknya.
Mungkin baginya semua benar, semua untuk hatinya, untuk kebahagiaannya walaupun hanya sesaat.
Semuanya untuk dia dan orang itu, bersama untuk sementara.
Bersama dalam arti kedekatan bukan hubungan.
Menyedihkan.

Selasa, 07 Januari 2014

Terimakasih Tuhan

Semua memang terjadi karena sebab-akibat maka timbulah karma.
Namun disetiap karma pasti terdapat makna.
Aku telah mendapatkan keduanya
Sungguh bersyukur dengan apa yg telah menimpaku, yg telah kualami.
Semua sudah benar-benar terjawab saat ini, memang itu yang terbaik.
Tuhan memang baik dan selalu memberikan yang terbaik.
Memang aku sempat menyesali keputusanku itu, namun kini Ia menghapuskan semua perasaan bersalah itu dengan hal yang lain.
Semua hal-hal dan bukti-bukti itu benar-benar mendukung, aku tak perlu memikirkan apalagi mencemaskannya lagi.