Sabtu, 14 Juni 2014

Memang Bukan

Kamu sudah membuka gerbang, sudah masuk pekarangannya, sudah menyirami tanamannya yg tandus, sudah mulai membuat perbaikan. Ia sudah menunggumu di depan pintu. Kamu tinggal berjalan beberapa langkah lagi untuk sampai dan menjemputnya. Tapi kemudian kamu berbalik arah, pergi, menjauh, kemudian mengetuk pintu sebelah.
Dia masih di depan pintu. Melihatmu dengannya. Melihatmu menjemputnya, dan ia pun memperbolehkanmu masuk. Kamu memang punya perasaan. Tapi apa kamu tidak berperasaan dengannya?
Bisakah kamu pergi dengan permisi? Agar ia dapat kembali menutup gerbang dan masuk kedalam menutup pintu, lagi. Agar batinnya bersiap melihat tanamannya tandus, lagi. Agar ia kembali menjalani hari-harinya dengan bahagia dan sendiri, lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar