Kemarin Hari Ayah sedunia.
Sejak 2-3 hari yg lalu aku menunggu telfon dari Papa. Tapi sampai hari ini belum ada juga. Bukan karna kami pelit pulsa,bukan. Tapi karna sulitnya jangkauan sinyal yg mengganggu. Membuat kami pilu memikirkan kabar dan keadaan beliau. Pernah saat tersambung, beliau sudah sakit selama seminggu, hatiku juga ikut sakit, Pa.
Pa,aku rindu.
Walau mungkin ditelfon aku hanya diam dan berkata seadanya,disisi lain aku berimajinasi membayangkan Papa. Kerut diwajah Papa yg begitu jelas, gurat keras ditangan Papa, kulit Papa yg legam, rambut ikal Papa, kumis keren Papa, juga perut buncit Papa yg menawan, haha.
Pa,hati-hati disana kami disini menanti dan merindumu.
Kupikir kamu juga sudah tahu banyak hal yang tak bisa diungkapkan lewat lisan. Terimakasih sudah berkunjung dan selamat membaca. Sekian.
Senin, 16 Juni 2014
Sabtu, 14 Juni 2014
Memang Bukan
Kamu sudah membuka gerbang, sudah masuk pekarangannya, sudah menyirami tanamannya yg tandus, sudah mulai membuat perbaikan. Ia sudah menunggumu di depan pintu. Kamu tinggal berjalan beberapa langkah lagi untuk sampai dan menjemputnya. Tapi kemudian kamu berbalik arah, pergi, menjauh, kemudian mengetuk pintu sebelah.
Dia masih di depan pintu. Melihatmu dengannya. Melihatmu menjemputnya, dan ia pun memperbolehkanmu masuk. Kamu memang punya perasaan. Tapi apa kamu tidak berperasaan dengannya?
Bisakah kamu pergi dengan permisi? Agar ia dapat kembali menutup gerbang dan masuk kedalam menutup pintu, lagi. Agar batinnya bersiap melihat tanamannya tandus, lagi. Agar ia kembali menjalani hari-harinya dengan bahagia dan sendiri, lagi.
Selasa, 10 Juni 2014
Senja
Aku suka senja.
Ia tenang namun terus berganti menjadi petang. Aku suka perpaduan semburat cahaya dan awannya. Aku suka semilir anginnya. Aku suka memandanginya.
Ia diam dan aku yang bercerita.
Berkata dalam hati,berseru dalam batin,bergelut dalam imajinasi. Ia hanya diam namum bisa membuatku tenang dengan segala tentangnya yang aku suka.
Ketika petang mulai datang,aku hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan. Aku hanya bisa menunggunya datang,lagi. Mengagumi dan bercerita,lagi.
Ia tenang namun terus berganti menjadi petang. Aku suka perpaduan semburat cahaya dan awannya. Aku suka semilir anginnya. Aku suka memandanginya.
Ia diam dan aku yang bercerita.
Berkata dalam hati,berseru dalam batin,bergelut dalam imajinasi. Ia hanya diam namum bisa membuatku tenang dengan segala tentangnya yang aku suka.
Ketika petang mulai datang,aku hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan. Aku hanya bisa menunggunya datang,lagi. Mengagumi dan bercerita,lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)